Berita Desa

Syamsuar: Selain Sawit, Kakao Komoditas Unggulan yang Harus Dilirik Masyarakat Riau

04 Maret 2020
SUKATWANTO
Dibaca 119 Kali
Syamsuar: Selain Sawit, Kakao Komoditas Unggulan yang Harus Dilirik Masyarakat Riau

Kakao merupakan salah satu komoditas pertanian andalan dengan peranan penting dalam perekonomian Indonesia selain kelapa sawit, karet, kopi, teh, dan rempah-rempah. Kabupaten Kampar, Riau sudah mulai menempatkan kakao sebagai komoditas perkebunan setelah kelapa sawit dan karet.

 

Calon Gubernur Riau, Syamsuar menyempatkan diri meninjau kebun pembibitan Kakao warga, milik Suparjo di Desa Pelambaian Kecamatan Tapung setelah kegiatan kampanye dialogisnya di Kabupaten Kampar, Sabtu (28/4/2018) petang.

 

"Hasil usaha kakao 1 hektar sama dengan 6 hektar sawit. Dan hebatnya tanaman ini usianya bisa mencapai 80 tahun. Jika dilihat perawatannya juga tidak terlalu repot. Ini bagus menjadi komoditas unggulan masa depan Riau selain sawit," kata calon gubernur Riau nomor urut 1 ini.

 

Namun sayangnya, kata Bupati Siak non aktif, kakao tidak kunjung didukung industri pengolahan dan manajemen distribusi yang mumpuni agar bisa mendatangkan nilai tambah yang berlipat-lipat.

 

"Makanya warga di sini berharap ada pabrik, minimal pabrik mini di Tapung untuk mendapatkan nilai tambah dari produk kakao luar biasa besar. Saatnya Tapung menuju sentra Komoditas Kakao," kata Syamsuar.

 

Menurut putra asli Rokan Hilir ini, kakao selain bisa dijadikan industri makanan yang konsumtif juga menjadi sumber pendapatan petani, penciptaan lapangan kerja, mendorong tumbuhnya usaha agrobisnis dan agroindustri serta pengembangan wilayah.

 

"Perlu upaya keras dan terus-menerus untuk menjadikan produk kakao melekat pada diri konsumen seperti halnya teh dan kopi. Jika ini sudah menjadi budaya, tentunya upaya membangun industri pengolahan kakao dan industri hilir kakao tentu tidak akan sulit," sebutnya lagi.

 

Saat ini, kata Syamsuar, pemerintah harus bisa melihat peluang besar yang sudah ada di depan mata. Peluang tetap akan menjadi peluang kalau tidak ada dorongan pemerintah mengarah ke pembangunan industri hilir kakao.

 

"Semuanya kembali kepada pemerintah, apakah tetap akan menjadikan sektor pertanian sebagai sektor pendukung atau menjadi sektor unggulan yang memberi nilai tambah menciptakan kesejahteraan masyarakat. Untuk membangun industri kakao, perlu kemauan kuat dari pemerintah guna mendorong tumbuhnya industri hilir kakao. Sambil industri hilir ditumbuhkan, juga perlu dilakukan penataan manajemen distribusi produk kakao supaya lebih dekat kepada konsumen," ucap Syamsuar. ***

Bagikan artikel ini:
Kirim Komentar

Komentar baru terbit setelah disetujui Admin

CAPTCHA Image